10 Oktober 2005

Kukumpulkan rindu di sebuah buku
Seperti album foto
yang sebagiannya berisi gambarmu
dan sebagiannya lagi adalah lagu kesepian

Angin jadi temanku sekarang
setelah pantai yang kutuju menolakku
karena aku cuma seekor camar
camar yang keletihan
menginginkan rumah tuk pulang
mendambakan pantai yang tak menganggapku sebagai mahluk asing

Kau tak menganggapku sebagai mahluk asing,
sayangku, tak pernah, seperti yang kaututurkan dalam sikap keseharian
Tapi aku jenuh hanya berada di teras
Tidakkah kau ingin mengundangku ke dalam?
Biar dapat kubercerita tanpa orang lain tahu
Betapa cinta yang kumiliki ternyata menyakitiku sendiri

Hidup memang tak boleh banyak mengeluh
Seperti katamu dulu, bahwa penerimaan selalu menghasilkan kesukaan
bahwa kepasrahan pada takdir yang kupunya akan berujung pada kebahagiaan

Tapi, sayangku, angin yang membawaku pada gumpalan awan yang melayang
cuma menawarkan kegamangan
juga pada lautan yang dulu begitu kucintai
karena mempersembahkan hidupnya untuk banyak mahluk lainnya

Ya, inilah aku sekarang
Seekor camar yang letih
dan gamang
bingung mesti tetap jadi camar
atau berubah menjadi ayam
dan siap dijadikan hidangan...